Minggu, 18 November 2012

persib bandung

sejarah persib bandung


Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond ( BIVB ) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis. Tercatat sebagaiKetua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan olehputra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yangpertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuankuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kotaseperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang jugadiwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak Bola IndonesiaBandung ( PSIB ) dan National Voetball Bond ( NVB ).

Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukanfusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilihAnwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabungkedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana,Matahari, OVU,RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Di Bandung pun saat itu pun sudah berdiri perkumpulan sepak bola yangdimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung &Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib.Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO seringmengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yangdilangsungkan oleh Persib dilakukan dipinggiran Bandung—ketikaitu—seperti Tegallega dan Ciroyom.

Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbolasatu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.Klub- klub yangtadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabungdengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yangbiasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, LapanganSIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini StadionSiliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib diBandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yangdinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal initidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air.Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi PemerintahKolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatanolahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak taklukbegitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmiberganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang,tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubahsedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembalimenunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persibuntuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota,sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib diYogyakarta.

Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuanganYogyakarta. Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kotakelahiran yang kemudian membesarkannya.
Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi olehBelanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persibsebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengansekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masapendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antaralain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satuperkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangatnasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- anini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953- 1957 itulahPersib mengakhiri masa pindah- pindah secretariat. Walikota Bandungsaat itu R. Enoch, membangunkan Sekretariat Persib di Cilentah.

Awal Persib memiliki gedung yang kini berada di Jalan Gurame, adalahupaya R. Soendoro, seorang overste replubiken yang baru keluar dari LPKebonwaru pada tahun 1949. Pada waktu itu, melalui kepengurusan yangdipimpinnya, Soendoro menghadap kepada R. Enoch yang kebetulan kawanbaiknya. Dari hasil pembicaraan, Walikota mendukung dan memberikansebidang tanah di Jalan Gurame sekarang ini.

Pada saat itu, karena kondisi keuangan yang memprihatinkan, Persibtidak memiliki dana untuk membangun gedung, Soendoro kembali menemuiWalikota dan menyatakan, “ Taneuh puguh deui, tapi rapat ditiungan kulangit biru,” kata Soendoro.
Akhirnya Enoch juga membantu membangun gedung yang kemudian mengalamidua kali renovasi. Kiprah Soendoro sendiri didunia sepak boladiteruskan putranya, antara lain, Soenarto, Soenaryono, Soenarhadi,Risnandar, dan Giantoro serta cucunya Hari Susanto.

Dalam menjalankan roda organisasi beberapa nama yang juga berperandalam berputarnya roda organisasi Persib adalah Mang Andun dan MangAndi. Kedua kakak beradik ini adalah orang lapangan Persib. Tugaskeduanya, sekarang ini dilanjutkan oleh putra dan menantunya, Endangdan Ayi sejak 90-an. Selain juga staf administrasi Turahman.

Renovasi pertama dilakukan pada kepemimpinan Kol. CPM Adella ( 1953-1963 ). Kini sekretariat Persib di Jalan Gurame itu sudah cukuprepresentatif, apalagi setelah Ketua Umum H. Wahyu Hamijaya ( 1994-1998 ) merenovasi gedung tersebut sehingga menjadi kantor yang memadaiuntuk mewadahi berbagai kegiatan kesekretariatan Persib.

pada tahun 1994 persib pernah melawan ac milan namun mengalami kekalahan 8-0,yang golin:

Dejan Savicevic pada menit 17 dan 18


Gianluigi Lentini (26)


Paolo Baldieri (27, 48, dan 58)


Christian Antigori (68)
(blm dapet foto nya uyy....,)

Stefano Desideri (78)


ieu kang gambar pertandinganna :



1 komentar: